sebab kenyataan hidup seringkali luput
dari segala yang engkau angankan
panas-hujan senantiasa luput dari hitungan
ketika kini putaran musim kehilangan irama
maka bergurulah dirimu kepada batu
biarlah ia akan mengajarkan kepadamu
: tentang keikhlasan , ketulusan, dan kearifan
kepada sunyinya bening sungai
kepada tajam matahari yang memanggang tubuhnya
tak pernah keluh-kesah kau dengar
dari mulut batu-batu itu, bersama jernih embun pagi
ia sulam dingin-panas cuaca sebagai bait-bait puisi
Kasongan, Juli 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar